Kenapa Harus Mimpi Punya Mobil Kalau Bisa Membeli ???
Kenapa Harus Mimpi Punya Mobil Kalau Bisa Membeli
Kapan ya aq bisa punya mobil? itulah kata-kata yang selalu ada dalam benakku. Maklum saya adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta. Saya mulai bekerja di perusahaan itu tahun 2008 dengan take home pay dibawah Rp 2 juta/bulan dan kebetulan saya belum menikah. Terus terang awalnya saya pesimis, dengan gaji sebesar itu kapan saya bisa membeli rumah, apalagi sebuah mobil.
Rejeki memang tidak kemana, setelah
menikah di tahun 2010 pelan tapi pasti take home pay saya menanjak naik
menjadi sekitar Rp 4 juta/bulan dan kebetulan ada penghasilan tambahan
dari istri sekitar Rp 1.2 juta dari menjadi guru sukuan di salah satu
SMPN.Disinilah awal saya mengingkinkan sebuah rumah.
Bermacam-macam pameran properti, brosur saya kumpulkan dan survey. Mulai
dari type kecil sampai besar, dari harga yang rendah sampai harga
selangit bahkan dari jarak yang terjauh sampai jarak yang dekat dengan
perusahaan tidak luput dari incaran saya. Maklum saya dan istri saya
adalah alumni Sarjana Ekonomi di PTN Surabaya. Jadi prinsip yang saya pakai adalah prinsip ekonomi yaitu mendapatkan rumah istimewah dengan harga yang rendah.
Hampir dua tahun pencarian saya,
akhirnya pada tahun 2012 saya mendapatkan rumah dengan type T 60/120
dengan harga tunai Rp 210 juta dan jaraknya ditengah-tengah antara
perusahaan saya dan tempat istri bekerja. Karena harga yang lumayan
tinggi bagi saya tentunya, maka saya ambil kredit lewat salah satu bank
negara. Dua tahun tidak terasa saya sekeluarga sudah mendiami rumah
tersebut. Dikarenakan halaman yang lumayan luas apalagi sudah
tersedianya carport dirumah, timbullah keinginan saya untuk mengisi
halaman tersebut dengan sebuah mobil. Tapi itu masih angan-angan/mimpi
karena walaupaun dengan take home pay saya Rp 7 juta/bulan dan istri Rp
1.5 juta/bulan dan masih dikurangi cicilan kredit rumah sebesar Rp1.7
juta/bulan agaknya masih sulit untuk membeli mobil.
Pada suatu ketika saya sekeluarga sedang
berbelanja di salah satu mall,secara tidak sengaja saya
bertemu dengan teman sewaktu kuliah, yang kebetulan bersama keluarganya
juga berbelanja di mall tersebut. Karena biasanya istri saya belanjanya
lama, maka saya ijin untuk menunggu di salah satu foodcourt bersama
teman saya. Teman saya bercerita banyak hal, mulai kehidupannya sampai
pekerjaannya. Cerita yang membuat saya riang gembira adalah ketika teman
saya bercerita bisa membeli mobil tanpa kesulitan keuangan. Maklum kami
sama-sama bekerja di perusahaan swasta dan take home pay kami tidak
selisih banyak.
Dari cerita teman tersebut, yang perlu
digaris bawahi ketika membeli mobil dengan keuangan kita yang pas-pasan
adalah dengan cara “kredit mobil”.
Dia menjelaskan bahwa membeli secara kredit mempunyai kerugian karena
kita harus membayar bunganya dan jika di total tentunya harga akan
melambung tinggi. Tetapi dia juga menjelaskan bahwa membeli secara
kredit juga memeliki beberapa keuntungan :
- Caranya mudah dan cepat, tinggal membayar uang muka dan melengkapi dokumen-dokumen, mobil sudah bisa kita bawa pulang.
- Keuangan kita tidak terganggu, apalagi setelah 2 tahun masa kredit karena jumlah kredit tidak berubah tetapi penghasilan kita bertambah seiring inflasi.
- Aman karena biasanya dilengkapi dengan assuransi selama proses kredit.
- Surat/dokumen dilakukan oleh pihak bank.
- Lama kredit disesuaikan dengan penghasilan kita.
Setalah pertemuan itu saya mencoba mendiskusikan dengan istri saya perihal “kredit mobil”.
Apalagi dari sisi keuangan tentu saja saya kesulitan untuk membeli
secara tunai apalagi setiap tahun harga mobil relatih naik, bisa-bisa
baru tiga sampai empat tahun lagi membeli mobil itupun kalau harga mobil
tidak naik. Setelah kami pikir panjang lebar keuntungan dan kerugiannya
akhirnya kamipun memutuskan membeli mobil melalui kredit.
sumber : Kompasiana
0 komentar:
Posting Komentar